Ulat Bulu dan Azab Tuhan


Selain Briptu Norman dan tante Malinda, berita televisi lagi ramai menyiarkan wabah ulat bulu yang makin meluas. Kalau sebelumnya hanya menjangkiti beberapa daerah di Jawa Tengah, sekarang 'pasukan' ulat bulu sudah ada di beberapa kawasan Jawa Barat, singkatnya, makin deket aja dengan tempat tinggalku.

Ga lama setelah ada wabah ini, newsfeed Facebook saya sempet lumayan rame dengan status-status religius yang isinya meminta ampun sama Tuhan karena telah menurunkan azab berupa wabah ulat bulu. Hm.... what do you think?

Ga tau yah... tapi ko rasanya kurang sreg sama bunyi-bunyi status seperti ini? Jujur aja, saya ragu, apakah orang-orang ini termasuk orang yang sadar lingkungan. Maaf ya kalo salah, tapi nyatanya, teman-teman saya yang terlibat dalam kegiatan pecinta lingkungan ga pernah tuh... update status religius yang nyebut-nyebut azab Tuhan kalau ada bencana alam. Itu tidak berarti teman-teman saya ini bukan orang-orang yang religius kan? Mereka berkomunikasi dengan baik dengan sang Pencipta kok...

Rasanya Tuhan berhak marah dengan cara kita menikmati alam dengan bebasnya, serasa dunia punya nenek deh... Nah, akan lebih baik kalau 'pikiran kritis' kita disalurkan dalam bentuk tindakan nyata. Well uhm... ga perlu yang berat-berat dan serius, mulai dengan buang sampah pada tempatnya, ga bakar sampah sembarangan, kerja bakti sama Pak RT, ga cuek bebek kalo ada peringatan Earth Hour, matiin lampu yang ga dipake, melepas charger gadget setiap habis pakai, dan lain-lain. Hubungannya sama wabah ulat bulu? Para ahli lingkungan kan bilang kalo dugaan sementara, wabah si ulil ini diakibatkan anomali cuaca yang melanda berbagai tempat. Jadi, bukan karena si ulat-ulat ini terbang ya... hihihi... Setidaknya, usaha kecil kita bakal mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrim. Coba aja deh, kalo got depan rumah bersih dari sampah, pasti aliran air waktu hujan deras bakal lancar and ga bakal ada genangan.

Sekali lagi, maaf ya kalo salah...no offense lho... tapi ko rasanya gatel aja kalo orang seolah-olah menunjuk azab Tuhan sebagai satu-satunya alasan dari bencana alam, apalagi kalo sampai meng-kalim bahwa orang-orang di daerah bencan sedang dihukum oleh Tuhan. Hey... who are we to judge? Kaya yang udah buang sampah di tempatnya aja deh... hehehe

Musuh kita besar lho: kerusakan lingkungan. Let's work together hand in hand! Save our environment

sumber gambar:

news.id.msn.com
samarinda.go.id
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

2 Response to "Ulat Bulu dan Azab Tuhan"

  1. Anonim Says:
    20 April 2011 pukul 15.45

    heeeey

  2. Rednino says:
    20 April 2011 pukul 20.04

    betul! segala sstu pasti ada penjelasan ilmiahnya...

    thanks