Langka: Si rendah Hati dan Lapang Dada



Congratulations to Real Madrid for winning this year’s Copa del Rey! Actually, I’m a huge Barca fan, but I must say that the final belonged to effective football.

Hey, who’s for Barca? Who’s for Madrid? Game tadi malem bener-bener seruuu… Walaupun dalam hati sedih juga sih FCB kalah . Habis big match seperti ini, paling seru kalau browsing situs-situs bola favorit, baca posting komentar-komentar tentang laga tersebut. Itu sih ritual saya. Kalau tim favorit menang, saya ingin sekedar berbagi kebahagiaan. Kalau tim favorit kalah, saya ingin sekedar berbagi kekecewaan. Just for fun!

Ternyata, ga semua orang berkomentar just for fun. Ejek-ejekan kerap kali berlangsung sengit. Apalagi kalau laga melibatkan dua tim yang memang terkenal bersaing ketat. Pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona nun jauh di Spanyol sana ternyata menyulut komentar-komentar pedas di Indonesia sini. Padahal, Mr. Pep aja udah salaman sama Mr. Mou… ckckck lucu yah?

Sebagai fans Barca, kecewa rasanya baca komen-komen yang ga sportif. Beberapa komen tersebut kira-kira bunyinya kayak gini:

Copa de Rey kan kompetisi kelas dua, jadi sekarang ketahuan siapa yang Cuma mampu jadi juara di kasta rendah…

FYI, sejauh ini, Barcelona menduduki puncak klasemen La Liga atau liga primer Spanyol. Segelintir orang menganggap kompetisi Copa del Rey sebagai kompetisi yang tidak se-penting La Liga.

Ada juga komen yang bunyinya gini:

Biarin deh Madrid juara Copa del Rey, kasiaaan udah belasan tahun nunggu, baru dapet sekarang

Hey, ‘kasian’? bukannya ini sesuatu yang bagus? Memenangi kompetisi setelah berjuang sekian lama? Berarti misi tercapai kan?

Kalau komen yang satu ini masih sempet-sempetnya ngeles:

Madrid boleh menang, tapi tetap FCB yang bermain cantik dan dominan, sepakbola tidak hanya masalah hasil

Ya ampun, sepertinya kata ‘selamat’ susah sekali keluar dari mulut pihak yang kalah. Pun para pemenang, tidak sedikit yang mengejek yang kalah dengan buas. Kebayang ga sih kalau sikap seperti ini merupakan gambaran sikap kita di kehidupan nyata? Ini kan hanya sepakbola. Bagaimana kalau kalah menang ini menyangkut masalah Pemilu? Menyangkut perkara di pengadilan? Masalah kalah menang antara kaum minoritas dan mayoritas? Dan setumpuk masalah lainnya mengenai pertentangan (yang mengharuskan ada yang menang dan yang kalah) di negeri ini. Cape deeeh… kapan mau majunya kalo berantem terus?

Ternyata kita masih harus banyak belajar mengenai sportivitas ya? Semua orang rasanya tahu kalau kehidupan tidak selalu ramah, membuat kita beberapa kali (atau bahkan cukup sering) jadi orang yang kalah. Sebelum pelajaran menang dan kalah muncul di kehidupan nyata, yuk kita belajar dari lapangan hijau. Kita rame-rame jadi suporter yang baik, tim mana pun yang kita dukung.

Kembali ke lapangan hijau. Kalau sudah begini, rasanya jadi ingin segera World Cup 2014 deh, nonton para pemain Real Madrid dan Barcelona terpilih bersatu atas nama Spanyol. Mudah-mudahan para fans juga ikut-ikutan bersatu. Kalau saya sih dukung Argentina, selalu



Pictures: courtesy of img. skysports.com and www.michael84.co.uk
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

3 Response to "Langka: Si rendah Hati dan Lapang Dada"

  1. Free Artikel says:
    3 Februari 2013 pukul 00.27

    salam kenal :) di http://ilmufacebook.blogspot.com

  2. daun sirsak ace max says:
    3 Maret 2013 pukul 06.49

    semangat deh

  3. cara mengobati kelenjar tiroid says:
    3 Maret 2013 pukul 06.50

    sportivitas memang sangat berlaku